karya imajinasiku.....
GOA
EMAS
Pada
tanggal 17 Juni tahun 2011 telah ditemukan beberapa goa emas. Di tengah hutan
yang lebat di semenajung Ngaliyan, Semarang, di luar dugaan tersebar beberapa
“Goa Emas” yang misterius. Menurut laporan Anton dan para ilmuwan asal IPB dan
ITB telah menemukan “Goa Emas” tersebut belum lama ini, yang sekaligus membuka
cadar sesungguhnya dunia goa disemenanjung Semarang. Hutan yang lebat ini
menyembunyikan banyak “Goa Emas” tersebut, dimana ke dalaman salah satu “Goa
Emas” itu dapat mencapai 160 meter lebih dalamnya.
Beberapa
“Goa Emas” tersebut telah membentuk sebuah dunia “goa emas” yang misterius.
Penduduk setempat pada masa kuno pernah menganggap, bahwa di sana merupakan
pintu masuk menuju ke alam bawah tanah. Masyarakat setempat pun terus
melegendakan, bahwa di dunia goa bawah tanah yang misterius itu, terdapat
setumpukan emas, dan berlian.
Peneliti
asal IPB, ITB dan penjelajah melakukan penyelidikan terhadap sejumlah lubang
gua sambil membawa tabung oksigen, lampu kedap air dan peralatan bawah tanah lainnya.
Dari penyelidikan itu diketahui bahwa sesungguhnya “Goa Emas” ini adalah lubang
bawah tanah peninggalan nenek moyang jaman kuna yang sengaja membuat lubang
bawah tanah untuk menyimpan Emas dan berlian mereka agar lebih aman. Hal ini
dibuktikan dengan ditemukannya gambar, tulisan dan lukisan-lukisan yang
misterius pada dinding beberapa gua tersebut. Walaupun misterius namun para
peneliti dari IPB dan ITB mampu mengenali tulisan serta gambar tersebut, dan
dapat disimpulkan bahwa beberapa gua tersebut merupakan peninggalan nenek
moyang kita pada zaman dahulu yaitu beberapa ratus tahun yang lalu. Para peneliti
dan penjelajah merasa seolah-olah memasuki dunia surganya emas ketika mereka
memasuki gua bawah tanah tersebut. Goa-goa ini bermacam-macam bentuk lika-liku
dan kedalamannya. Ada yang sedang, ada yang memiliki cabang gua. Ada yang
kedalamannya sedang, ada pula yang kedalamannya mencapai 100 meter lebih.
Wajar
saja kalau Penduduk pada zaman dahulu pernah menjadikan gua-gua tersebut
sebagai gua yang suci, dan mereka pernah memasukkan barang-barang perhiasan ke
dalamnya untuk disimpan dan sembahyang leluhur dalam kehidupan sehari-hari
bangsa Maya kuno dan penduduk zaman dahulu, gua-gua ini menduduki status yang
penting. Kubang tersebut juga menyediakan sumber air yang cukup bagi bangsa
Maya, selain itu juga menyediakan tempat pemandian bagi mereka. Hingga
sekarang, di sejumlah desa yang jauh terpencil di pelosok hutan didekat gua-gua
tersebut, orang-orang masih bergantung pada mata air dekat gua bawah tanah
seperti saat ini dalam kehidupannya.
Dalam
keyakinan spiritual bangsa Maya, lubang-lubang gua juga merupakan tempat
tinggal Dewa Hujan, sama seperti Istana Naga dalam legenda Tiongkok. Bangsa
Maya mengandalkan mereka guna bersujud untuk memohon hujan. Bangsa Maya
beranggapan, bahwa hujan di langit adalah hasil kunjungan Dewa Hujan, hanya
dengan mempersembahkan “hadiah” ini, dewa hujan baru bisa hadir. Mereka memasukkan barang perhiasan ke
dalam lubang, bahkan akan memilih gadis cantik dan diterjunkan ke dalam air,
dengan maksud menyenangkan Dewa Hujan.
Selain
kemisteriusan dunia gua bawah tanah, di kawasan tersebut juga ditemukan
kolam-kolam air didekat gua tersebut. Dan didalam kolam tersebut ditemukan
lebih dari 40 species makhluk hidup baru berupa udang-udangan dan ikan. Di
bawah lingkungan yang sulit, species tersebut bisa bertahan hidup. Makhluk air
ini hidup dengan mengandalkan makanan dan oksigen yang terbatas di dalam air.
Ini adalah penemuan pertamakali yang pernah diraih para ilmuwan Biologi. Ahli
Biologi laut dari Universitas Texas yakni Tom Iriver menuturkan, “Disini sepenuhnya
merupakan sebuah dunia yang unik. Hal-hal yang kami temukan disana, termasuk
beberapa bentuk hayati di sana belum pernah ditemukan di tempat lain.”
Anton
mengatakan yang paling menggembirakan adalah telah menyaksikan beberapa bentuk
makhluk hidup dan spons yang hidup di kolam dekat gua tersebut, besar
kemungkinan mereka memiliki nilai pengobatan yang terpendam, dapat mengobati
sejumlah besar penyakit fatal termasuk kanker. Namun, penelitian ini masih
terlalu dini, kami masih perlu melakukan sejumlah besar eksprimen ilmiah.
Bahkan
para ilmuwan juga menemukan sejumlah besar kerangka binatang prasejarah dan
benda budaya kuno di dalam gua tersebut, termasuk tulang belulang kelinci dan
bahkan tulang belulang mamut atau gajah purba yang hidup pada zaman glacial.
Seorang penjelajah bawah tanah yang ikut dalam penalitian gua tersebut
menuturkan, “Saat Anda keluar dari air, dan memberitahu kepada orang-orang
bahwa di bawah sana ada gajah besar, maka dipastikan Anda akan dianggap gila,
tapi faktanya memang demikian.”
Karena
perkembangan penduduk dan eksploitasi pariwisata, sehingga susunan ekosistem
dan bentuk “gua emas” tengah mengalami kerusakan. Selama beberapa ratus tahun di masa lalu, daerah yang pernah di huni
bangsa Maya ini, jumlah penduduknya membengkak hingga 10 kali lipat lebih,
mencapai 1 juta jiwa, ditambah lagi penduduk dan sejumlah besar wisatawan dari
daerah lain di Indonesia. Akibatnya dunia bawah tanah ini mendapat ancaman
serius.
Para
ahli lingkungan memperingatkan, bahwa usaha pariwisata setempat yang berkembang
pesat dan sejumlah besar sampah yang diciptakan usaha pelayanan sudah mulai
menimbulkan polusi terhadap lingkungan lubang batuan dan gua emas tersebut. Kini
pencemaran yang dihasilkan orang-orang setempat semuanya di buang ke dalam
bawah tanah, sistem sungai di lubang dengan kedalaman 1 meter di semenanjung
Ngaliyan telah mengalami pencemaran sampah sebanyak 250 ton setiap harinya.
Setiap hari ratusan wisatawan menyusup ke gua-gua yang dibuka tersebut, dan
dengan semena-mena merusak susunan ekosistem di dalamnya. “Kami sekarang
membutuhkan sebuah rancangan yang matang dan cermat, yang dapat mengembangkan
ekonomi setempat sekaligus melindungi dunia bawah tanah yang tak ternilai itu,
jelas Anton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar